AFC
Telford Bagian 1 Musim 2018/2019
Selesai
sudah perjalanan karir kepelatihanku bersama Persipur Purwodadi. Klub yang
bermarkas di Stadion Krida Bhakti tersebut meninggalkan banyak cerita dalam
karir kepelatihanku di Football Manager 2012. Aku bangga mampu mengangkat
Persipur di puncak tertinggi sepakbola Indonesia dengan mempersembahkan empat
trofi Indonesian Super League secara
beruntun dari musim 2014/2015 sampai 2017/2018 dan tiga piala Liga (setara
piala FA). Tak lupa juga selama empat kali juara liga, Persipur tidak pernah
absen dari ajang bergengsi antar klub di Asia, yakni Champions League meskipun dalam ajang tertinggi sepakbola klub-klub
Asia tersebut, Persipur belum menunjukkan prestasi yang bagus.
Salam
perpisahan sudah saya umumkan ke publik Sepakbola Purwodadi. Kini saatnya
dimulai petualangan baruku sebagai manajer sepakbola. Berbekal pengalaman
kepelatihan dan prestasi yang aku capai dalam mengelola klub yang nothing to something, kini aku
berkeinginan untuk memperluas kemampuan manajerial sepakbolaku dengan mencoba
tantangan baru di Negara lain. Tujuan utamaku adalah benua Eropa. Ya.. kiblat
sepakbola modern yang berisi Negara-negara besar dan hebat dalam sepakbola
seperti Inggris, Jerman, Perancis, Italia, Spanyol, maupun Belanda. Saat ini,
aku pun tertarik untuk mencoba petualangan di Negeri yang memiliki julukan Tiga
Singa, negeri yang memiliki pengaruh besar di dunia, negeri yang memiliki spot-spot wisata indah dan menakjubkan
dan tentu saja negeri yang dianggap pencipta sepakbola modern..ya, Negeri yang
aku maksud adalah Inggris.
Inggris..mendengar
namanya saja membuatku semakin termotivasi untuk bisa melanjutkan petualangan
dan mendapatkan pengalaman di sana. Aku pun mulai membuka daftar klub-klub di
Inggris yang membuka lowongan untuk manajer. Semoga saja ada klub-klub Inggris
yang bersedia menjadikanku sebagai manajernya, tidak perlu klub-klub besar
seperti Chelsea, Manchester United, Liverpool, maupun Arsenal. Klub-klub kecil
dan berkompetisi di kasta-kasta bawah pun aku berminat. Alasanku lebih tertarik
untuk memulai melatih klub-klub kecil yakni :
1. Lebih
realistis, jika ingin sukses pastinya tidak ujug-ujug
kan..pasti dimulai dari proses paling bawah.
2. Dapat
mengetahui sistem sepakboola di Inggris dari akar-akarnya
3. Tekanan
yang didapat mungkin lebih ringan dibanding melatih klub-klub papan atas yang
bermain di liga tertinggi Inggris.
4. Aspek
non teknis, seperti kenyamanan tinggal di kota-kota kecil di Inggris.
Setelah
membuka lowongan pekerjaan manajer sepakbola di klub-klub Inggris, ternyata ada
dua klub non-liga (Kasta kelima kebawah) yang membuka kesempatanku untuk
berkarir di sana. Dua klub tersebut yakni AFC Telford dan Hayes&Yeading FC.
Kedua klub ini akan bermain di Conference
Premier League atau kasta kelimanya sepakbola Inggris. Aku pun meng-apply untuk keduanya. Beberapa hari
kemudian, Koran-koran sepakbola di Indonesia memuat berita bahwa manajemen AFC
Telford tertarik memakai jasaku untuk melatih klub yang bermarkas di kota
Telford ini. Tentu hal ini menyenangkan bagiku karena ada klub Inggris yang
tertarik memperbolehkanku mengaplikasikan ilmu kepelatihanku di klub mereka
meskipun itu masih berupa pernyataan dari media.
Setelah
mengetahui kabar itu pun, aku mulai mencari-cari informasi tentang AFC Telford,
stadion yang mereka gunakan, hingga kota Telford itu sendiri karena pastinya
otomatis aku akan menjadi permanent
residence di negeri ratu Elizabeth tersebut jika aku akhirnya melatih AFC
Telford.
Tiga
hari kemudian pasca kemunculan berita yang menyatakan bahwa manajemen AFC
Telford tertarik mendatangkanku, aku mendapat pesan di e-mailku mengatakan
bahwa manajemen AFC Telford meminta diriku terbang ke Inggris guna interview! Aku tidak menyia-nyiakan
kesempatan ini, akhirnya setelah urusan administrasi seperti visa dan passport beres, aku segera mengepak
barang-barang untuk keperluanku tinggal di Inggris nanti. Singkat kata, aku
menuju bandara Ahmad Yani Semarang untuk segera terbang menuju Inggris. Diri
ini semakin termotivasi karena sedikit lagi impianku untuk dapat menjejalkan
dan membuat karir manajer sepakbolaku di Inggris akan menjadi kenyataan.
Setelah
melaui perjalanan udara yang melelahkan, akhirnya pesawat yang aku tumpangi
tiba di bandara Internasional Heathrow (gambar), London. Wow… akhirnya mimpiku
untuk menginjakkan kaki di benua Eropa menjadi kenyataaan. Dari bandara dan
sudah menyelesaikan administrasi di bagian imigrasi aku pun dijemput oleh
anggota manajemen AFC Telford. Mobil pun melaju dari ibukota London menuju kota
kecil Telford. Pemandangan menakjubkan segera dapat dinikmati oleh kedua
mataku, karena baru pertama kali datang di Inggris, aku melihat Inggris luar
biasa, bangunan-bangunannya, gedung-gedungnya, dan kesibukan dalam bidang
perdagangan membuatku kagum.
Setelah
sekian lama perjalanan dan puas menikmati kota-kota yang dilewati, akhirnya
mobil yang membawaku tiba di kota Telford, kota kecil yang secara administratif
masuk dalam provinsi/region West
Midlands di Inggris. Hmm..jadi di kota inilah nantinya aku akan hidup dan
tinggal serta membaur dengan warga lokal apabila mencapai kata sepakat melatih
AFC Telford untuk musim 2018/2019.
Begitu
sampai di kantor AFC Telford, aku pun bertemu Lee Carter, pemilik AFC Telford.
Setelah berbincang-bincang sebentar, kemudian beliau langsung to the point..yakni menawariku kontrak
kerja sebagai manajer AFC Telford selama satu tahun untuk mengarungi Conference
Premier League musim 2018/2019! Tanpa menunggu waktu terlalu lama dan aku pun
berpikiran kesempatan tidak terulang dua kali, maka aku iya kan penawarannya.